KESAKSIAN

Propolis Atasi Demam Berdarah (Dengue)



Demam berdarah (dengue) disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Hanya nyamuk betina yang suka mengisap darah agar dapat memperoleh protein untuk memproduksi telur. Sedangkan sumber energi nyamuk jantan diperoleh dari nektar bunga. Serangga anggota famili Culicidae ini gemar tinggal di area benda-benda berwarna hitam dan gelap.
Prof. Dr. dr. H. Soegeng Soegijanto, Sp.A(K), DTM & H, seorang pakar demam berdarah (dengue) dari Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, mengatakan virus dengue menyerang monosit, bagian sistem kekebalan tubuh (imunitas). Virus dengue juga menghasilkan racun yang merusak pembuluh darah kapiler yang menyebabkan permiabilitas pembuluh darah tinggi sehingga mudah menjadi bocor. Akibatnya, darah dalam pembuluh akan merembes ke jaringan ikat di sekitarnya. Bila proses ini berlangsung terus, penderita akan mengalami kekurangan cairan sehingga badan terasa lemas dan kepala pusing.
Lebih buruk lagi, virus dengue juga akan menyerang sumsum tulang belakang sehingga produksi trombosit terhambat. Virus dengue juga merusak trombosit dalam darah, sehingga jumlah trombosit pun semakin berkurang. Trombosit berfungsi sebagai tempat bagi sel darah merah dan putih. Di samping itu, trombosit juga berperan untuk membekukan darah saat terjadi luka. Tanpa trombosit, sel-sel tubuh akan mengalami kekurangan pasokan oksigen maupun nutrisi. Itulah sebabnya pasien demam berdarah perlu mendapat infus berupa cairan elektrolit untuk memperkuat sel-sel tubuh sehingga fungsi organ dapat tetap terjaga normal.
Kadar normal trombosit berkisar antara 150.000 – 450.000/ μl darah. Namun, pada penderita demam berdarah (dengue), kadar trombosit dapat anjlok hingga 46.000/ μl darah atau bahkan lebih rendah!! Bila hal ini terjadi, badan akan menggigil, karena sirkulasi darah terganggu, sehingga banyak organ tak memperoleh pasokan darah.
Testimoni berikut dari Samini, yang anaknya, Bella, terkena demam berdarah dengue, hingga trombositnya anjlok ke 25.000/μl. Dari seorang tetangganya yang pernah terkena demam berdarah dengue dan sembuh setelah mengkonsumsi propolis, pegawai kantor Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan, itu mencoba memberi Bella propolis untuk mengobati demam berdarah yang dideritanya yang tak kunjung sembuh. Setiap 3 jam, Samini memberi Bella 1 sendok makan Propolis. “Sebetulnya Bella harus diberi 1 sendok makan Propolis setiap 2 jam. Tetapi karena ia sering rewel dan menolak, maka hanya saya beri setiap 3 jam.” ujar alumnus Universitas Kediri itu. Usaha Samini membuahkan hasil: dalam 3 hari, trombosit Bella naik pesat. Sebelum minum propolis, trombositnya bahkan sempat anjlok hingga 18.000/μl, namun meningkat ke 63.000/μl, dan stabil pada 121.000/μl pada hari ke-3
Peningkatan yang luar biasa itu menyebabkan Bella dapat segera keluar dari IGD dan berpindah ke kamar rawat inap.
Ketika Bella menunjukkan pemulihan kesehatan yang pesat, keadaan sebaliknya terjadi di rumah Samini. Silvy Nurhaliza, putri pertamanya, juga terserang demam berdarah, dan trombositnya turun hingga 97.000/μl. Karena Silvy penurut dan mau mengkonsumsi Propolis setiap 2 jam, dalam waktu hanya 24 jam, angka trombositnya sudah meningkat menjadi 230.000/μl!!
Dr. Hafuan Lutfie, MBA, seorang dokter yang telah meresepkan Propolis dan produk lain dari lebah sejak 2002, Propolis mempunyai khasiat menonaktifkan virus dengan menguraikan protein penyusunnya, sehingga virus kehilangan daya serang terhadap sel tubuh. Mineral dan vitamin madu – yang merupakan kandungan tambahan dalam Propolis – dapat mempercepat produksi trombosit untuk menggantikan trombosit yang rusak. Hal inilah yang diyakini menyebabkan kadar trombosit Silvy dan Bella dapat meningkat pesat. Di samping itu, Propolis juga membantu mempercepat pemulihan stamina, mencegah infeksi penyakit sekunder, dan mengurangi efek samping obat-obatan kimia.

Sumber : trubus-online







Propolis Membebaskan Saya dari Cuci Darah

Adhitya Tri Wardhana (16) tiba-tiba mengalami kejang, seluruh badan kaku, dan lemas. Ternyata itu merupakan gejala gangguan fungsi ginjal yang mengharuskan Adhitya untuk cuci darah. Sejak itu, hidup Adhitya tidak bisa lepas dari mengkonsumsi obat-obatan dan mengecek kesehatan sebulan sekali. Adhitya pun tidak dapat melakukan aktivitas berat. Menu makanannya juga perlu dijaga – makanan berprotein tinggi harus dihindari agar ginjal tidak bekerja terlalu berat dalam membuang sisa-sisa metabolisme protein.

Selama hampir 3 tahun, Adhitya hidup dengan aktivitas rutin cuci darah di bawah pengawasan ketat dokter. Pada saat itu, dokter mendiagnosis Adhitya sebagai positif gagal ginjal. Dari hasil pemeriksaan laboratorium, diperoleh bahwa kadar kreatinin dalam darah Adhitya sangat tinggi, mencapai 12 mg/dl, padahal kadar kreatinin manusia normal adalah 0,6-1,2 mg/dl. Adhitya disarankan untuk melakukan cuci darah 2 kali sepekan, padahal biaya sekali cuci darah pada saat itu berkisar Rp 800.000. Untuk menghemat biaya, keluarga memutuskan agar Adhitya mengkonsumsi obat-obatan. Ternyata, pilihan itu memberi risiko tinggi, karena 2 hari setelah menolak saran dokter (untuk melakukan cuci darah), Adhitya kembali menjalani pemeriksaan darah. Hasilnya, kadar kreatinin semakin melonjak, 15 mg/dl! Dokter mengingatkan kembali untuk segera melakukan cuci darah, karena bila tidak, kreatinin akan meracuni organ tubuh Adhitya yang lain. Dokter juga memberi 1 opsi lain, yaitu transplantasi ginjal. Di samping salah satu dari kedua orangtua Adhitya harus rela menyumbangkan ginjal kepada sang anak, biayanya pun mencapai Rp 400 juta!

Gagal ginjal merupakan ketidakmampuan ginjal menyaring dan mengeluarkan zat-zat racun, seperti kreatinin, dari tubuh sehingga menumpuk dalam darah. Menurut dr. Sidi Aritjahja, dokter di Yogyakarta. Kadar kreatinin yang tinggi mengindikasikan bahwa organ yang bentuknya mirip seperti biji kacang merah itu gagal bekerja. Kondisi ini sangat berbahaya karena kreatinin yang berlebih ini dapat meracuni organ tubuh yang lain. Karena itulah penderita gagal ginjal harus segera menjalani cuci darah.
Sejak saat itu, Adhitya melakukan cuci darah rutin 2 kali seminggu

Terapi Propolis

Pada pertengahan 2007, Wiwik, ibu Adhitya, bertemu Baktiono, seorang rekannya, yang menyarankan kepada Wiwik agar memberikan propolis untuk mengobati Adhitya. Tertarik dengan saran itu, Wiwik menyuruh Adhitya mengkonsumsi Propolis 3 kali sehari sebelum makan.

Hasilnya terlihat satu setengah bulan setelah rutin mengkonsumsi Propolis, Saat Adhitya melakukan cek darah, hasilnya sangat menggembirakan, kadar kreatinin-nya turun hingga di bawah 10 mg/dl, hingga Adhitya tidak perlu lagi menjalani cuci darah.

Adhitya tetap rutin mengkonsumsi propolis, dan setahun kemudian kadar kreatinin turun menjadi 4 mg/dl. Selain tidak perlu cuci darah, konsumsi propolis secara teratur juga meningkatkan stamina. Apabila dulu Adhitya sering lemas dan mudah capai, maka sekarang kondisinya lebih energik dan fit.

Menurut seorang peneliti di National Taipei College of Nursing, Liu CF, Propolis memiliki antioksidan yang mampu melindungi ginjal dari kerusakan parah. Khasiat ini telah dibuktikan oleh Liu secara in vivo pada hewan percobaan. Liu menguji 2 kelompok tikus yang menderita gagal ginjal akut. Satu kelompok tikus diberi propolis; sedangkan kelompok kedua, tidak diberi Propolis. Satu jam setelah pemberian Propolis, Liu mengamati tingkat kerusakan ginjal tikus. Hasilnya, sangat mencengangkan. Kerusakan ginjal pada kelompok yang tidak mengkonsumsi Propolis ternyata jauh lebih parah ketimbang kelompok yang diberi asupan Propolis. Hal itu ditandai dengan meningkatnya kadar malondialdehid (MDA) dalam ginjal tikus. Kadar malondialdehid yang tinggi mengindikasikan terjadinya stres oksidatif yang bisa memicu kerusakan ginjal.

Prof. Dr. Mustofa, M.Kes. Apt., seorang peneliti di Bagian Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, mengatakan bahwa antioksidan pada Propolis disebabkan kandungan senyawa flavonoid dan polifenol. Kedua senyawa aktif ini berkhasiat melindungi tubuh dari gempuran radikal bebas penyebab kerusakan sel. Dengan terlindungnya ginjal dari kerusakan parah maka proses regenerasi sel pun dapat lebih mudah berjalan. Adhitya Tri Wardhana telah merasakan manfaat itu. Ia kini terbebas dari cuci darah sejak rutin mengkonsumsi Propolis. (Ari Chaidir/Peliput: Rosy Nur Apriyanti)


Sumber :
1. www.trubus-online.co.id
2. Majalah Trubus No. 485 Edisi April 2010








Tidak ada komentar:

Posting Komentar