Senin, 28 Mei 2012

Propolis Mengatasi Kanker

Riset Buktikan Manfaat Propolis dalam Mengatasi Kanker





Gejala Kanker Payudara

Hasil riset yang diumumkan baru-baru ini yang dilakukan oleh Laboratorium Pengujian dan Penelitian Terpadu (LPT) UGM, menunjukkan bahwa propolis dapat menghambat perkembangan sel kanker SiHa (sel kanker rahim / uterus), HeLa (sel kanker leher rahim / kanker serviks), serta T47D dan MCF7 (sel kanker payudara) dengan nilai IC50 berkisar 20 – 41 µg/ml. Nilai IC50 mengukur seberapa efektif suatu obat dalam mengatasi penyakit. IC50 mengindikasikan takaran obat yang dibutuhkan untuk menekan suatu proses biologis, seperti enzim, sel, atau mikro-organisma hingga separuhnya. Ini berarti, penggunaan propolis sebanyak 20 – 41 µg/ml sudah mampu menghambat 50% aktivitas sel kanker dalam kultur.

Hasil riset ini juga didukung oleh penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM), oleh dr Woro Pratiwi MKes SpPD. Beliau meneliti efek antikanker propolis dalam organisme hidup dengan memberikan propolis secara teratur selama 1 bulan. Hasilnya sangat menggembirakan! Hal ini ditunjukkan oleh menurunnya jumlah tonjolan tumor (nodul) dan penurunan aktivitas penggandaan sel tumor (proliferasi) kelenjar payudara pada mencit. Namun, efek penggunaan propolis ini masih lebih rendah dibandingkan efek pemberian doksorubisin (obat kanker standar) pada mencit lain. ‘Saya kira, kita masih perlu melakukan kajian lanjutan, misalnya penggunaan propolis yang dikombinasikan dengan obat antikanker standar agar dapat diperoleh efek terapi optimal dan efek sampingan yang minimal,’ ujar Woro.

Terhambatnya proliferasi / penggandaan sel kanker, diduga disebabkan oleh senyawa Polifenol dan flavonoid yang banyak terkandung dalam propolis. Seorang pakar di Fakultas Farmasi UGM, Dr Edy Meiyanto, mengatakan bahwa flavonoid biasanya memiliki struktur yang khas yang mempunyai kemampuan menghambat protein kinase yang dibutuhkan dalam proses proliferasi sel (kanker). Jika protein kinase ini dapat dihambat, maka proses fisiologi sel (kanker) pun akan terhambat pula. Hal ini akan mengakibatkan sel (kanker), seperti pada kanker serviks maupun kanker payudara, melakukan aktivitas apoptosis atau program bunuh diri.

Prof Dr Mustofa MKes Apt, pakar lain dari Bagian Farmakologi & Toksikologi FK UGM menambahkan, ‘Senyawa golongan flavonoid dan polifenol yang ada dalam propolis juga memiliki efek antioksidan dan anti-thrombocytopenia.‘. Antioksidan adalah suatu senyawa yang dapat memperlambat atau mencegah proses oksidasi radikal bebas, sehingga menghalangi radikal bebas ini untuk merusak sel yang sehat. Thrombocytopenia adalah suatu penyakit yang menyebabkan jumlah platelet-platelet yang lebih rendah dari normal dalam darah. Platelet-platelet adalah salah satu dari komponen-komponen darah bersama dengan sel-sel darah putih dan merah.

Penelitian tim FK UGM membuktikan bahwa propolis yang diuji mampu mencegah penurunan trombosit pada mencit yang diinfeksi Plasmodium berghei – salah satu parasit penyebab malaria pada mamalia selain manusia. Dosis optimal 5 ml/kg bobot badan juga mampu meningkatkan jumlah eritrosit hingga 37% setelah 8 hari pemberian.

Di Indonesia, salah satu produk propolis yang terbukti bermanfaat adalah produk Melia Propolis dari PT. Melia Nature Indonesia. Khasiat Melia Propolis telah dirasakan oleh banyak penderita berbagai penyakit, seperti jantung koroner, maag, demam berdarah, diabetes, dan gagal ginjal.

Tentunya kita berharap bahwa para pakar Indonesia dan dunia, khususnya yang bergerak di bidang kesehatan dan farmasi, dapat melanjutkan riset dan penelitian lebih lanjut agar manfaat propolis bagi kesehatan – sebagaimana tercantum dalam surat An Nahl – dapat segera dibuktikan secara ilmiah. Dengan demikian, akan lebih banyak lagi umat manusia di muka bumi ini yang akan memperoleh manfaat dari propolis.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar